Gile aja loe, masih ada Islamophobia di Jakarta dan di Indonesia

Taman Sumenep, Menteng, Jak-Pus, 25 Juni 2023.

Jalan Sehat Semarak Aspirasi Rayakan HUT Jakarta ke 496

Sidang pembaca yang berbahagia

Tepat di Momen HUT Jakarta ke-496 (22 Juni 2023 – 22 Juni 1527), Semarak perayaan HUT Jakarta haruslah dengan semangat Jakarta mendunia. Sehingga Jakarta seharusnya sudah menjadi kota Go Global, bukan lagi kota Jago Nasional. Hehe… Bagaimana bisa Jakarta menjadi kota Dunia? Mari dibaca pelan pelan tulisan singkat penulis ini, tentang Anti-Islamophobia dan Relevansinya dengan Kota Jakarta menjadi kota Global dunia berikut ini;

Sebelum lanjut baca, silahkan klik full video trailer kegiatan Anti-Islamphobia link berikut >>> https://youtu.be/AME41XxEwsc

Trailer Video perayaan HUT Jakarta ke-496 sebagai Kota Dunia Anti Islamophobia

Sidang pembaca yang inshAlloh diRahmati dan Di-Ridhoi Alloh Subhana Wata’ala

Pertama mengapa kota jakarta sudah harus mendunia karena dari sisi warga nya yang mayoritas beragama Islam terkenal sangat ramah, toleran, cukup rajin, cerdas, peduli lingkungan dan sesama serta welcome terhadap hal hal baru, kecuali hal hal baru yang berdampak negatif/buruk.

Jika Anda warga jakarta atau pernah berkunjung ke kota Jakarta, pasti setuju dengan pendapat penulis di atas. Ambil contoh jika ada orang terjatuh dari motor atau musibah lainnya, secara refleks warga jakarta akan membantu orang malang tersebut. Anda gak percaya, liat aja sendiri hehee… Ini pernah penulis saksikan sendiri. Artinya, warga jakarta terkenal baik, ramah dan peduli bukan lah isapan jempol belaka. Contoh lainnya.

Warga jakarta yang mayoritas beragama Islam mengajarkan kebersihan. Umumnya warga jakarta jarang yang membuang sampah sembarangan. Hal ini terjadi akibat kebiasaan baru yang baik akibat sering naek mass transportasi seperti Bus Transjakarta dan Kereta KRL atau Kereta MRT. Warga jakarta tahu, dilarang buang sampah di dalam busway dan atau kereta. Jika masih ngotot buang sampah akan ditegur petugas keamanan busway atau KRL atau bahkan penumpang lainnya. Sehingga kebiasaan baru ini mengakumulasi menjadi kebiasaan menjaga lingkungan. Sehingga warga jakarta yang kotor, jorok dengan buang sampah sembarangan sebenarnya bukanlah warga jakarta. Melainkan warga luar jakarta yang biasanya naek kendaraan pribadi (motor/mobil) sehingga sering buang sampah sembarangan. Dapat disimpulkan bahwa warga jakarta yang mayoritas beragama Islam, sangat ramah, toleran, kolaboratif dan adaptif terhadap perubahan dan perkembangan zaman.

Kedua dari sikap Warga Jakarta sangat acceptable dan adaptif terhadap perubahan dan kemajuan zaman. Mereka bersahabat dan senang berkolaborasi dengan orang baru. Apakah orang baru tersebut dari luar kota jakarta di Indonesia seperti Medan, Sulawesi, Papua, Padang, Kalimantan dsb, bahkan orang baru dari luar negeri seperti Amerika, Inggris, Jepang, Rusia, China, Arab, India, Korea Selatan dan lain sebagainya.

Walaupun pernah pada tahun 1998 pernah terjadi Tragedi kelam yaitu kejadian penjarahan dan pemberangusan terhadap toko toko warga etnis Tionghoa/China di Jakarta. Akibat munculnya Phobia terhadap warga etnis Tionghoa/China saat tragedi 1998. Ada yang menduga pelaku penjarahan berasal dari luar kota jakarta. Dan ahli sosial menduga Phobia terhadap etnis/suku China tahun 1998 karena terjadi krisis ekonomi dan kesenjangan ekonomi ditengah masyarakat terutama warga diluar kota jakarta. Phobia terhadap etnis China bukan terjadi karena perbedaan Agama tetapi karena ada kesenjangan ekstrem sosial-ekonomi. Oleh Karena itu, Phobia terhadap suatu etnis, suatu suku, suatu Ras dan bahkan suatu Agama tertentu sangatlah berbahaya bagi konsolidasi dan integrasi bangsa serta negara. Termasuk Islamophobia Dan Harus segera DIHENTIKAN.

Stop Racism, Stop Islamophobia and Stop War

Sidang pembaca yang inshAlloh disayangi dan dikasihi oleh Alloh Subhana Wata’ala, sebelum lebih lanjut mari kita definisikan phobia itu apa sih? Dan Apa saja penyebab terjadinya phobia pada diri seseorang.

Pengertian Fobia

Fobia adalah perasaan takut berlebihan yang terjadi pada seseorang terhadap situasi atau objek tertentu. Ketakutan berlebihan ini tidak jarang menyebabkan depresi, kecemasan, dan kepanikan yang parah.

Kebanyakan pengidap gangguan ini tahu bahwa ketakutannya tidak beralasan, tapi tidak bisa mengendalikannya dan lebih memilih menghindari objek atau situasi yang mereka takuti. Kondisi inilah yang membedakan takut berlebihan dengan ketakutan biasa. (Sumber : Halodoc.com)

Phobia

Penyebab Fobia

Rasa takut yang berlebihan terhadap suatu hal bisa terjadi karena banyak kondisi (Sumber : Halodoc.com), misalnya:

1. Kejadian trauma
Situasi yang pernah terjadi bisa menyebabkan seseorang mengalami trauma sehingga menyebabkan ketakutan berlebihan terhadap situasi, objek, atau tempat tertentu. Misalnya, pengidap pernah mengalami turbulensi yang sangat parah saat berada dalam pesawat, kondisi ini bisa memicu rasa takut naik pesawat atau berada pada ruang yang tertutup.

2. Lingkungan
Fobia juga bisa muncul akibat respon terhadap kondisi lingkungan sekelilingnya. Misalnya, pengidap memiliki orang tua atau kerabat dekat dengan kondisi ketakutan tertentu, hal ini bisa memengaruhi anggota keluarga lainnya.



3. Pengelolaan stres yang tidak baik
Stres dapat memicu kondisi cemas dan depresi. Hal ini bisa menurunkan kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan situasi maupun tempat yang menjadi pemicunya. Jika tidak mendapatkan penanganan, kondisi ini menyebabkan cemas dan depresi yang lebih buruk dari sebelumnya. Inilah yang dapat memicu munculnya rasa takut pada situasi atau tempat tertentu.

Sidang pembaca yang inshAlloh diRahmati dan Di-Ridhoi oleh Alloh Subhana Wata’ala, agak lebih lanjut, siapkan minuman ya, biar bacanya makin enak hehehe..

Islamophobia; Proses Terjadinya dan Cara Pencegahannya

Islamophobia, dari pengertian di atas, adalah perasaan takut berlebihan yang terjadi pada seseorang terhadap islam.

Aspirasi bersama Warga Jakarta Serukan Anti-Islamphobia, Jakarta Kota Dunia yang Toleran.



Bagaimana proses terjadinya Islamophobia di suatu wilayah, bangsa atau negara?

Seperti yang telah dibahas di atas, salah satu penyebab phobia diantaranya diakibatkan oleh lingkungan. Demikian juga dengan Islamophobia, Ada orang yang Phobia terhadap Islam kemudian mempengaruhi orang lain. Adapun bentuk bentuk rekayasa islamophobia ditengah sosial masyarakat adalah dengan propaganda, provokasi, berita bohong atau hoax tentang ajaran islam, fitnah keji, infiltrasi (penyusupan), pembentukan stereotype buruk terhadap Islam. Ambil contoh di negara tetangga, pada tahun 2020, ada Drama seorang pria sebut saja namanya Citukanghoax seorang diri menyerang mabes (markas besar) polis kerajaan pakai sekeping pistol, dari sini saja sudah terlihat konyol, lebih konyol dari Drama Telenovela. Kemudian polis kerajaan menyebutkan kalau Citukanghoax adalah anggota JADD (Jamaah Asal Dapat Duit). Ciri ciri pelakunya menggunakan sorban, jenggot panjang, celana cingkrang dan seterusnya yang identik dengan penganut Agama Islam. Padahal belum tentu Citukanghoax punya agama. Kalau hanya Identity Card (kartu identitas) di tukang foto copy juga bisa diketik, bahkan tukang las karbit pun bisa buat identitas palsu. Padahal Ajaran Islam itu Rahmatan Lil ‘alamiin (Rahmat bagi alam semesta) berbuat baik bagi semua makhluk mulai dari tumbuhan, hewan, jin, tanah, air apalagi ke sesama manusia.

Kemudian diundang ahli oleh Combro TV untuk membahas perbuatan terorisme dilakukan oleh Citukanghoax ini selama 7 hari berturut turut sehari semalam (24 Jam). Sehingga hoax yang diulang ulang pun bisa menjadi seolah olah kebenaran. Inilah diantara cara cara keji dan licik proses penyebaran Islamophobia yang memunculkan persepsi hingga stereotype bahwa Islam agama yang tidak baik, agama radikal-radikul dinegara tetangga tersebut.

Stereotype sendiri berarti prasangka yang didasarkan pada penilaian atau anggapan berdasarkan karakteristik perilaku orang lain.

Bagaimana di Indonesia, islamophobia diproduksi secara kasar diduga cipta kondisi oleh oknum aparat biadab, gablek, sontoloyo, pengadu domba rakyat, tidak nasiolisme dan membahayakan integrasi bangsa. Kurang lebih polanya hampir sama seperti contoh di negara tetangga di atas yaitu pada hari Selasa 25 Oktober 2022, terjadi penyerangan oleh wanita di istana kepresidenan. Namun di media massa mainstream memberi judul berita penyerang istana kepresidenan dengan mendeskreditkan identitas agama tertentu “Wanita bercadar menyerang bla.. bla…”. Ini jelas dan terang menyerang identitas Islam. Sementara si pelaku belum tentu beragama islam, wong beli cadar bisa di pasar tanah Abang cuma modal 100ribu doang juga bisa kemudian dipakai buat aksi terorisme. Kemudian ada narasi dan framing cipta kondisi Wanita bercadar menyerang istana kepresidenan. Disini masyarakat cerdas dapat melihat seperti ada sasaran yg dituju yaitu mendiskreditkan lslam, asumsi di masyarakat ini dapat berkembang karena tindakan atas kejadian ini tidak tuntas sampai ke hukuman si pelaku. Asumsi yg berkembang di tengah masyarakat seperti : supaya dapat anggaran/ cuan untuk Project radikal dan radikul dan pengalihan isu atas kasus besar yang sedang terjadi.

Sumber Google.com



Mungkin ada dugaan oknum pejabat institusi aparat Keamanan yang bekerja sama dengan media pelacur memainkan isu terorisme Islam radikal Radikul tujuan mencari cuan dari Pesanan si bos yang phobia terhadap islam, namun lupa kalau secara tidak langsung menciptakan persepsi dan Stereotype Islamophobia ditengah tengah masyarakat. Ingat di Indonesia itu penduduknya mayoritas beragama Islam, Gila aja loe Phobia terhadap Islam di Indonesia. Jika ajaran Islam itu jahat, terorisme, radikal Radikul, mungkin tidak ada agama lain di Indonesia. Sebaliknya warga Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam itu sangat toleran terhadap agama lain. Tetapi ingat jangan terus memproduksi Drama Islam radikal Radikul. Drama basi. Dan lebih berbahaya lagi, jika terus menerus memproduksi islamophobia, warga Indonesia akan terpecah belah, sesama ummat Islam sendiri akan saling curiga, berkelahi, gontok-gontokan, saling fitnah sesama agama Islam.

Cewek pakai jilbab itu keren loh



Itulah mengapa diharapkan para tokoh dan partai politik mampu menghentikan adanya dugaan upaya produksi islamophobia di Indonesia. Resolusi PBB 15 Maret 2022 dapat menjadi sarana untuk menghentikan phobia terhadap lslam, Hari anti islamophobia Dunia dapat menjadi jalan keluar untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa indonesia saat ini, dan tidak berlebihan di tengah mayoritas penduduk Indonesia yang 80% adalah beragama lslam. Maka jadikanlah tgl 15 Maret sebagai hari Kalender Nasional/hari libur Nasional. Katakan “Stop” islamophobia dan katakan “Yes” pada Anti-Islamphobia. Kalau kata anak sekarang Stop Drama Korengan yang Sudah Garing, mudah ketebak, drama basi.

Rakyat Indonesia sudah mulai cerdas. Walaupun beberapa masih ada yang goblok yang selalu mudah percaya berita berita yang memproduksi islamphobia oleh media media lacur.

Seperti yang telah diketahui bersama bahwa tepat Tanggal 15 Maret 2022, Melalui United Nations (Persatuan Bangsa Bangsa) dilahirkan Resolusi Anti-Islamphobia Dunia. Mata Dunia sadar kalau Islam agama Rahmatan Lil ‘alamiin (memberi keselamatan dan Rahmat bagi seluruh alam).

Melalui semangat nasionalisme, persatuan dan kesatuan serta keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) inilah, Aspirasi yang peduli terhadap kondisi sosial masyarakat rela capek-capek menyerukan agar menjadikan setiap tanggal 15 Maret sebagai hari libur Nasional di kalender Indonesia memperingati Resolusi Anti-Islamphobia Dunia yang diputuskan oleh PBB. Inilah solusi tepat menghentikan Islamophobia di Indonesia dengan menjadikan setiap tanggal 15 Maret Hari libur Nasional di kalender Indonesia memperingati Resolusi Anti-Islamphobia Dunia yang diputuskan oleh PBB.

Perbedaan adalah sunnatullah, yang dapat disikapi dengan cara saling menghargai antara satu dengan yang lainnnya.

Lakum dinukum waliyadin artinya untukmu agamamu dan untukku agamaku ini, tercantum dalam surat Al-kafirun, di mana setiap surat ini berisi tentang toleransi beragama, dan selalu mengajarkan kita untuk bertoleransi antar umat beragama.

Tepat di Momen Hari Ulang Tahun (HUT) Jakarta yang Ke-496 tahun ini, Mari Kita dorong jakarta menjadi salah satu kota miniatur dunia yang toleransi, ramah, nyaman, berkolaborasi dan bebas dari perpecahan Phobia terhadap satu suku/Agama/Ras. Warga Jakarta mari Kita tolak Produksi Islamphobia dengan mendukung gerakan Jadikan 15 Maret Hari libur Nasional di Kalender Indonesia. Mohon dengan mengisi petisi berikut ini >>> https://chng.it/CzhzpbPBwL
,
Jayalah Jakarta,
Jakarta menjadi kota Dunia.

Petisi Anti-Islamphobia di Indonesia https://chng.it/CzhzpbPBwL

Tinggalkan komentar