Dua Sisi Media Berita: Mencerdaskan Bangsa atau Membodohi Rakyat?

Media berita ibarat dua sisi mata uang. Pertama Sisi Positif dan Kedua Sisi Negati. Bejubel informasi dari media berita yang tersaji, seharusnya mampu mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun sebaliknya perlu diwaspadai informasi “Bad News” hingga berita hoax malah menjadi langkah pasti dalam membodohi anak bangsa.

Suksesnya Pelaksanaan Seminar “Forum Demokrasi: Dampak Big News dan Good News terhadap pembaca”, yang diadakan oleh FA-BEM, Detik Indonesia, MDI Group, DIN, Detik TV di UPNORMAL Raden Saleh pada hari Selasa 20 Desember 2022, sebagai bentuk kepedulian terhadap mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sehingga diharapkan pembaca mampu memilah dan memilih serta memfilter diantara pilihan; berita Big News (Berita besar/boombastis) Good News (Berita Baik) Versus Bad News (Berita Buruk) dan Hoax (Berita Bohong).

Dan lebih kerennya lagi, Dalam Seminar Forum Demokrasi tersebut tampak hadir tokoh publik, Ibu Prof. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si (Anggota DPD RI 2019-2024) yang memberi materi dalam seminar ini, juga pemateri seminar lain yang hadir ada Ibu Wa Ode Nurhayati (Anggota DPR RI 2009-2014), Bang Peri Farouk (Pemerhati Media dan Dialectica), Bang Andy Soebjakto (Tokoh Pergerakan Indonesia) dan pemateri dari FA-BEM Bang Andir Firliansyah. Suksesi acara seminar juga tidak terlepas dari peran Moderator Mba Syarifa Pia Djiwa dengan Host Mba Andi Eka masing masing dari Detik Indonesia, yang membuat Audiens makin semangat.



Diantara peserta seminar juga turut hadir Ibu Hj. Wati Imhar Ketua Emak Aspirasi, Dua Aktivis senior Bang Jali dan Bang Edi serta Sayyidi De. Mahe Sikumbang (Balon DPD RI).


Ibu Hj. Wati Imhar menyatakan “Acaranya bagus dalam mengedukasi pembaca agar tidak mengkonsumsi berita berita tidak baik (Bad News)nbahkan tidak benar (Hoax)”. Beliau melanjutkan “Media bertanggung jawab besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Dampak buruk “mengkonsumsi” berita tidak baik (bad news) hingga berita bohong (hoax) memberi efek ilusi bagi pembaca. Efek ilusi kebenaran pertama kali diperkenalkan lewat penelitian yang dilakukan oleh Lynn Hasher, David Goldstein dan Thomas Toppino pada tahun 1977. Mereka menyimpulkan bahwa “Fenomena timbulnya kecenderungan untuk mempercayai informasi yang salah sebagai suatu kebenaran, setelah adanya proses repetisi atau pengulangan”.

Itulah mengapa Ketua Emak-Emak Aspirasi, Ibu Hj. Wati Imhar mengatakan bahwa pentingnya peran media yang bertanggung jawab dalam menyajikan Good News (berita baik) dan Big News (Berita Besar) yang tentu punya kelengkapan fakta, data yang benar. Sehingga pembaca tidak mengalami efek ilusi yang sangat buruk dalam membodohi pembaca (tentunya rakyat kita, Bangsa Indonesia).

Akhirnya ucapakan Terimakasih dan selamat Pada Pemateri serta penyelenggara yang masih peduli pada anak bangsa (pembaca). Kegiatan seperti inilah yang seharusnya dilaksanakan secara berlanjut ditengah gempuran informasi.

Oleh : Sayyidi De Mahe Sikumbang
(Bakal Calon DPD RI Dapil Jakarta)

Tinggalkan komentar